Pendahuluan
Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem konsep-konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Computer-aided design (CAD), computer-aided manufacturing (CAM), dan robotik semuanya menggambarkan cara menggunakan teknologi komputer dalam sistem fisik.
Sistem informasi manufaktur terdiri dari tiga subsistem input dan empat subsistem output. Sistem informasi akuntansi menangkap data langsung (real time) yang menjelaskan penggunaan sumber daya fisik. Subsistem industrial engineering menyediakan standar produksi yang memudahkan management by exception. Subsistem intelijen manufaktur memungkinkan manajemen mengetahui perkembangan terakhir mengenai kegiatan serikat pekerjaannya dan pemasok.
Komputer sebagai bagian dari sistem fisik
Computer-Aided Design
Adalah yang semakin sering disebut computer-aided engineering (CAE), melibatkan penggunaan computer untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur. CAD pertama keluar dalam industry dirgantara sekitar tahun 1960-an dan kemudian diambil alih oleh pembuat mobil. CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan jembatan hingga bagian-bagian kecil.
Computer-Aided Manufacturing
Adalah penerapan komputer dalam proses produksi. Mesin produksi khusus yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut yang menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan.
Robotik
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik. Robotik melibatkan penggunaan robot industrial, alat yang secara otomatis melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur. Robotik dikenal dalam industri mobil sekitar tahun 1974.
Computer sebagai sistem informasi
Sistem titik pemesanan kembali
Setelah computer pertama diterapkan secara berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan paling sederhana adalah pendekatan reaktif yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan kembali, dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesan kembali disebut titik pemesanan kembali.
Material requirements planning
Pada awal tahun 1960-an, Joseph Orlicky dari J. I. case company membuat suatu pendekatan baru untuk manajement material yang disebut material requirement planning. Material requirement planning adalah suatu strategi material proaktif. Material requirement planning lebih melihat ke masa depan dan mengidentifikasi material yang akan diperlukan, jumlahnya, dan tanggal diperlukan. Dari pada harus menunggu hingga saat memesan.
Komponen utama sistem material requirement planning
1. Sistem penjadwalan produksi menggunakan empat file data dalam menyiapkan master production schedule.
2. Sistem requirement planning menentukan berapa banyak material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang diinginkan
3. Sistem material requirements planning bekerja berhubungan dengan sistem capacity requirements planning untuk memastikan bahwa produksi terjadwal itu sesuai dengan kapasitas pabrik.
4. Sistem pelepasan pesanan menggunakan jadwal pesanan terencana untuk input dan mencetak suatu laporan pelepasan pesanan.
Material requirement planning memungkinkan perusahaan mengelola materialnya secara lebih baik.
Sumber : buku sistem informasi manajemen edisi 2, Raymond McLeod, Jr.
Jumat, 24 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar